Profil Desa Ambalkebrek

Ketahui informasi secara rinci Desa Ambalkebrek mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ambalkebrek

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Ambalkebrek, Ambal, Kebumen. Mengupas potensi pertanian, industri genteng legendaris, kondisi geografis, demografi, dan program pembangunan terkini. Temukan data akurat mengenai denyut nadi kehidupan di pesisir selatan Jawa Tengah ini.

  • Sentra Agraris Strategis

    Desa Ambalkebrek merupakan lumbung padi penting di Kecamatan Ambal dengan dukungan program modernisasi pertanian.

  • Pewaris Industri Genteng

    Bagian dari kawasan bersejarah pengrajin genteng Sokka yang berkontribusi signifikan terhadap ekonomi lokal.

  • Lokasi Geografis Pesisir

    Terletak di wilayah selatan Kebumen yang dekat dengan jalur utama dan pesisir Samudera Hindia, memberikan potensi pengembangan yang beragam.

Pasang Disini

Desa Ambalkebrek, sebuah wilayah administrasi di Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, menampilkan wajah desa yang dinamis di pesisir selatan Jawa. Dikenal luas sebagai salah satu kantong produksi padi yang vital, desa ini juga menyimpan potensi industri kerajinan yang telah mengakar, terutama sebagai bagian dari kawasan produsen genteng Sokka yang termasyhur. Berada di jalur yang relatif strategis, Ambalkebrek terus bergerak menyeimbangkan warisan agrarisnya dengan tantangan dan peluang pembangunan modern, menjadikannya sebuah entitas yang menarik untuk dikaji lebih dalam.

Sejarah dan Konteks Kewilayahan

Meskipun catatan spesifik mengenai asal-usul penamaan "Ambalkebrek" tidak terdokumentasi secara luas, sejarahnya tidak dapat dilepaskan dari riwayat besar Kecamatan Ambal. Dahulu, wilayah Ambal merupakan pusat dari sebuah Kadipaten atau Kabupaten yang berdiri sejak era Perang Diponegoro, sekitar tahun 1828 hingga 1872. Pusat pemerintahan Kadipaten Ambal berada di Desa Ambalresmi, yang lokasinya tidak jauh dari Ambalkebrek. Dinamika sejarah sebagai bekas pusat kekuasaan ini meninggalkan warisan sosial dan budaya yang kuat di tengah masyarakat sekitar.

Sebagai bagian dari "Daerah Urut Sewu" atau wilayah pesisir selatan, masyarakat Ambalkebrek dan sekitarnya telah lama terbiasa dengan kehidupan agraris yang bergantung pada kesuburan tanah dan iklim. Pola kehidupan ini membentuk karakter masyarakat yang tangguh dan pekerja keras. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya infrastruktur, Desa Ambalkebrek turut bertransformasi, tidak hanya sebagai desa pertanian, tetapi juga sebagai penyangga kegiatan ekonomi dan sosial di Kecamatan Ambal.

Kondisi Geografis dan Batas Wilayah

Desa Ambalkebrek berada di dataran rendah bagian selatan Kabupaten Kebumen, dengan karakteristik wilayah yang didominasi oleh lahan persawahan. Letaknya yang dekat dengan Samudera Hindia memberikan pengaruh pada iklim dan kondisi alamnya. Secara geografis, desa ini menjadi salah satu dari 32 desa/kelurahan yang membentuk Kecamatan Ambal.

Berdasarkan data administrasi, luas wilayah Desa Ambalkebrek yakni sekitar 2,09 kilometer persegi (209,62 hektar). Wilayah ini terbagi menjadi area persawahan irigasi teknis dan lahan kering yang digunakan untuk pemukiman serta fasilitas umum.

Adapun batas-batas wilayah Desa Ambalkebrek ialah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Ambalkliwonan

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Ambalresmi

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Kaibahan

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Pasarsenen

Lokasinya yang diapit oleh desa-desa lain di Kecamatan Ambal menjadikan Ambalkebrek sebagai jalur perlintasan yang cukup vital dalam konektivitas antarwilayah di tingkat kecamatan.

Demografi dan Kependudukan

Sebagai cerminan dari desa agraris pada umumnya di Jawa, Desa Ambalkebrek memiliki struktur kependudukan yang padat. Berdasarkan data BPS Kabupaten Kebumen dalam Proyeksi Penduduk, jumlah penduduk di Desa Ambalkebrek diperkirakan mencapai sekitar 4.600 jiwa pada tahun 2024. Dengan luas wilayah 2,09 km², maka kepadatan penduduknya mencapai sekitar 2.200 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup tinggi, menandakan pemukiman yang terkonsentrasi di sekitar lahan pertanian.

Mayoritas penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, petani penggarap, maupun buruh tani. Generasi yang lebih muda sebagian besar mulai merambah sektor lain seperti industri, perdagangan, jasa dan tidak sedikit yang merantau ke kota-kota besar untuk mencari peluang kerja yang lebih baik. Tingkat pendidikan penduduk terus menunjukkan peningkatan seiring dengan ketersediaan fasilitas pendidikan dasar dan menengah di sekitar desa. Kehidupan sosial masyarakatnya masih sangat kental dengan nilai-nilai gotong royong dan tradisi lokal yang diwariskan turun-temurun.

Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian Utama

Perekonomian Desa Ambalkebrek ditopang oleh dua pilar utama: pertanian padi dan industri rumah tangga, khususnya pembuatan genteng. Kedua sektor ini menjadi denyut nadi yang menggerakkan kehidupan ekonomi sebagian besar warganya.

Sektor Pertanian sebagai Tulang Punggung

Lahan persawahan di Desa Ambalkebrek merupakan aset yang paling berharga. Dengan dukungan sistem irigasi teknis yang sebagian besar bersumber dari Waduk Wadaslintang, petani dapat melakukan penanaman padi dua hingga tiga kali dalam setahun. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi berkualitas tinggi yang menjadi salah satu lumbung pangan untuk Kabupaten Kebumen.

Dalam beberapa tahun terakhir, upaya modernisasi pertanian mulai menyentuh petani di Ambalkebrek. Pada awal tahun 2024, sebuah inisiatif penting dilakukan melalui kolaborasi antara PT Pupuk Indonesia (Persero) dan Bank Mandiri. Melalui "Program Makmur", sejumlah petani di Desa Ambalkebrek mendapatkan pendampingan intensif, mulai dari uji tanah, penyediaan pupuk non-subsidi, akses permodalan, hingga jaminan penyerapan hasil panen (offtaker).

M. Burmansyah, Project Manager Agrosolution PT Pupuk Indonesia, dalam sebuah keterangan pers pada Januari 2024, menyatakan, "Kami melakukan pendampingan budidaya mulai dari uji tanah hingga penyediaan pestisida. Semoga melalui Program Makmur, areal tanam padi di Kebumen, khususnya di Ambalkebrek, dapat semakin luas dan petani memperoleh peningkatan pendapatan." Program semacam ini menunjukkan bahwa sektor pertanian di Ambalkebrek bergerak ke arah yang lebih maju dan terintegrasi.

Industri Genteng Sokka dan Kerajinan Lainnya

Selain pertanian, Desa Ambalkebrek juga dikenal sebagai bagian dari ekosistem industri genteng Sokka yang legendaris di Kebumen. Meskipun sentra utamanya berada di wilayah Kecamatan Pejagoan dan Sruweng, keahlian membuat genteng menyebar ke desa-desa sekitarnya, termasuk Ambalkebrek. Industri ini, meskipun seringkali bersifat rumahan dan dikerjakan secara turun-temurun, mampu menyerap tenaga kerja yang signifikan.

Genteng produksi lokal dikenal memiliki kualitas yang baik karena menggunakan bahan baku tanah liat pilihan. Proses pembuatannya yang masih memadukan teknik tradisional dengan mesin pres manual menghasilkan produk yang kuat dan tahan lama. Industri ini memberikan alternatif pendapatan bagi warga, terutama saat musim tanam belum tiba. Selain genteng, terdapat pula potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lainnya seperti perdagangan hasil bumi, toko kelontong, dan penyedia jasa.

Pemerintahan dan Kelembagaan Desa

Roda pemerintahan di Desa Ambalkebrek dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa, meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi). Struktur ini bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislatif di tingkat desa yang berfungsi menyalurkan aspirasi masyarakat dan mengawasi kinerja pemerintah desa.

Pemerintah Desa Ambalkebrek secara aktif mengelola alokasi dana desa (DD) dan alokasi dana desa (ADD) untuk program pembangunan infrastruktur, pemberdayaan masyarakat, dan penyelenggaraan pemerintahan. Program-program prioritas biasanya mencakup perbaikan jalan desa, pemeliharaan saluran irigasi, serta dukungan untuk kegiatan Posyandu dan lembaga kemasyarakatan lainnya. Untuk meningkatkan potensi ekonomi, desa ini juga telah memiliki Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan nama "Sumber Rejeki" yang beralamat di Jalan Pucangan-Bocor, diharapkan menjadi motor penggerak ekonomi desa yang lebih mandiri.

Infrastruktur dan Fasilitas Publik

Sebagai desa yang berkembang, Ambalkebrek telah dilengkapi dengan berbagai infrastruktur dan fasilitas dasar yang cukup memadai. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan dan jalan raya Daendels di pesisir selatan dalam kondisi baik dan dapat dilalui kendaraan roda empat. Jalan-jalan lingkungan di dalam desa juga secara bertahap terus ditingkatkan kualitasnya.

Di sektor pendidikan, terdapat fasilitas pendidikan tingkat dasar, yaitu SD Negeri Ambalkebrek, yang menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak di desa tersebut. Untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, siswa dapat mengakses SMP dan SMA/SMK yang berada di pusat kecamatan atau kota kabupaten.

Fasilitas kesehatan diwakili oleh Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif memberikan layanan kesehatan dasar bagi ibu dan anak. Untuk penanganan medis yang lebih serius, warga dapat mengakses Puskesmas Ambal I atau fasilitas kesehatan lainnya di Kebumen. Ketersediaan listrik dan jaringan telekomunikasi juga sudah merata, mendukung aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat modern.

Tantangan dan Arah Pembangunan ke Depan

Desa Ambalkebrek, layaknya banyak desa lain di Indonesia, menghadapi serangkaian tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Salah satu tantangan utama ialah regenerasi petani. Banyak generasi muda lebih memilih bekerja di sektor non-pertanian atau merantau, sehingga keberlanjutan sektor agraris menjadi perhatian. Selain itu, fluktuasi harga gabah dan ketergantungan pada kondisi cuaca masih menjadi risiko bagi pendapatan petani.

Di sektor industri genteng, persaingan dengan produk atap modern seperti baja ringan menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan inovasi produk dan strategi pemasaran yang lebih baik agar industri tradisional ini tetap relevan dan mampu bersaing.

Melihat tantangan tersebut, arah pembangunan Desa Ambalkebrek ke depan tampaknya akan berfokus pada beberapa aspek. Pertama, penguatan sektor pertanian melalui adopsi teknologi dan program kemitraan seperti Program Makmur untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Kedua, diversifikasi ekonomi dengan mendorong pengembangan UMKM dan BUMDes agar tidak hanya bergantung pada pertanian. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan untuk menciptakan generasi yang siap menghadapi persaingan global.

Dengan lokasinya yang strategis, fondasi ekonomi yang kuat di sektor agraris dan industri, serta masyarakat yang adaptif, Desa Ambalkebrek memiliki potensi besar untuk terus tumbuh. Desa ini merupakan contoh nyata dari sebuah komunitas yang berhasil memadukan warisan tradisi dengan semangat untuk maju, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari mozaik pembangunan Kabupaten Kebumen.